Wicked Soldier King Chapter 66

Chapter 66: Xu Yun Ditangkap oleh Kantor Polisi

[Chapter Sebelumnya] [Daftar Isi] [Chapter Selanjutnya]


Kapten iring-iringan sepeda itu bisa dikatakan sangat berpengalaman. Dia sudah bermain dengan sepeda sejak umur 10 tahun dan di dunia persepedaan dia bisa dibilang adalah artis cilik. Dia sudah berpartisipasi dalam beberapa kompetisi tingkat nasional, dan meskipun ia tak bisa mendapatkan peringkat sama sekali, dia juga termasuk orang yang berpengalaman.

Tapi melawan laju pencuri sepeda ini, dia bersumpah kalau elit bersepeda yang pernah ia jumpai dan orang ini benar-benar seimbang. Orang ini bisa meninggalkan dirinya beberapa jalan jauhnya, saat ini dengan kecepatan seperti itu ia (Xu Yun) seolah sedang menuruni lereng saat Tour de France!

Tiba-tiba tanda batas kecepatan 60 km/jam terlihat dihadapan kapten iring-iringan sepeda itu, dan ia tampak lebih terkejut hingga ia menurunkan dagunya. Saat ini dibandingkan dengan mobil yang melaju 60 kilometer per jam, sepeda itu hampir sama kencangnya… benar-benar, apa dia masih manusia?

……

Jin Biao melihat Citroen-nya meledak dan setelahnya suasana hatinya menjadi santai. Dalam hati ia mengejek dan tak bisa menahan untuk bersenandung kecil. Pertama, tak peduli apakah Zhao SanLai ditangkap atau tidak, dan tak peduli apakah Xia Lei dan Liu HuaZi bisa atau tidak bisa pergi, setidaknya ia bisa kabur – dia bisa memikirkan cara untuk mengeluarkan mereka.

Jin Biao sudah merencanakannya dengan baik – besok dia akna mencari orang untuk mengurus masalah ini dengan kedua tangannya. Dia akan membeli tiket penumpang untuk langsung terbang ke provinsi terluar dan pergi bersembunyi beberapa hari. Setelah kembali, seperti sebelumnya, dia akan menjadi pimpinan preman sisi Timur kota HeDong dan dia masih bisa menyombongkan kekuatannya saat ia berjalan di jalanan.

*Bang*, *bang*, *bang*

Kaca jendela mobilnya tiba-tiba bersuara karena diketuk dari luar. Dalam sekejab kedua mata Jin Biao terbuka lebar seperti lonceng sapi. Tapi kendaraannya sedang berjalan! Bagaimana bisa ia melihat hantu?! Dia dengan cepat memutar kepalanya untuk melihat keluar jendela mobil. Ada satu orang yang terlihat menampakkan taringnya dan melotot kearahnya.

Xu Yun dengan lihai memegang kaca spion Benz milik Jin Biao sembari memegangi sepedanya, dan sembari melotot kearah Jin Biao yang berada di dalam mobil, dia mengumpat, “Lari kau pelaur kecil! Ayah punya kaki yang bisa mengayuh hingga mereka tak bisa ditekuk!”

Sekali lagi orang-orang yang ganas pun pasti punya saat dimana mereka akan ketakutan setengah mati – Jin Biao kali ini benar-benar ketakutan melihat Xu Yun!

Jantung Jin Biao berhenti sejenak dan ia berkata, karena kau benar-benar sombong, jangan salahkan aku karena gelap hati dan melakukan hal yang kejam. Dia tak percaya kalau menggunakan mobil dia tak bisa menabrak Xu Yun hingga mati – Jin Biao berpikir sembari kedua tangannya memegang erat stir mobilnya. Dengan belokan dia mengincar Xu Yun – Xu Yun terkejut, tapi dengan cepat dia merespon dengan tepat – meninggalkan sepedanya, dia tiba-tiba melompat keatas atap Benz Jin Biao!

Sepedanya jatuh ke jalan, dan langsung dilindas oleh Benz milik Jin Biao, benar-benar tak bersisa.

Orang-orang lain di dalam mobil dan di jalan umum benar-benar terkejut kaku – hal ini memang sudah cukup untuk mengejutkan orang-orang. Kalau insiden ini dibicarakan dengan lantang, tak ada satupun yang mungkin mempercayainya. Mengendarai sepeda dan menyalip sebuah Benz dan dengan tabrakan yang bisa mempertaruhkan nyawa sewaktu-waktu, pria itu masih bisa melompat keatas mobil!

Semua orang tak bisa menahan untuk berteriak kencang – ini bahkan lebih gila daripada Fast and Furious. Apa mereka sedang membuat film sci-fi? The Flash? Iron Man? Tai, atau apa ini adalah versi pribumi dari Gundam?

Xu Yun berpegangan erat kea tap, dan dia merasa agak marah. Bangsat! Ingin menabrakkan ayahmu disini hingga mati, kau hampir bisa melakukannya.

Xu Yun tiba-tiba menaikkan tinjunya, dan langsung menghancurkan atap transparan mobilnya. Dengan tinju besar yang membawa sedikit tenaga dalam, dia langsung menghancurkan kaca atapnya. Tak menunggu Jin Biao untuk kembali sadar, beberapa pecahan kaca jatuh seperti hujan batu kedalam mobil. Xu Yun langsung membersihkan kaca atapnya, dan melengkungkan tubuhnya, dia masuk kedalam mobil, langsung jatuh di kursi penumpang dalam posisi duduk.

Jin Biao awalnya benar-benar ketakutan, dan merasa empedunya kembali lagi naik ke tenggorokan dan amtanya – dia benar-benar ketakutan hingga ia ingin berteriak tapi tak ada suara apapun yang keluar.

“Kau ingin membunuh ayahmu? Kau terlalu lembek!” Xu Yun tak peduli kalai sekarang Jin Biao sedang melaju sekencang 100km/jam – dia langsung menanamkan tinjunya ke wajah Jin Biao, dan darah segar langsung berterbangan!

Jin Biao mengaduh, dan stir ditangannya meleset. Mobil lain yang berada di jalan langsung memelankan kecepatannya hingga mereka hampir berhenti, hanya untuk melihat Benz hitam Jin Biao menyeruduk sisi kiri dari pagar penyelamat, dan dengan pantulan keras menabrak lagi ke sisi kanan pagar…

Di dalam mobil semuanya juga bergoyang dengan liar, tapi Xu Yun masih tak menghentikan tinjunya, mengikutinya selanjutnya adalah tinju berat yang menumbuk wajah Jin Biao. Dengan tinju yang menyebrang, beberapa dagingnya mungkin langsung rusak.

Panik dengan rasa sakit yang luar biasa. Kaki Jin Biao semakin dalam menginjak pedal gas-nya. Mobilnya tiba-tiba menabrak pantat Honda Accord seolah ingin menyatu. Mobilnya bersuara seperti api yang teredam – momentum besar itu membuat dua orang yang berada didalamnya terbang keluar dari kaca jendela dan jatuh.

Untungnya, Xu Yun sudah duduk dengan baik dan bersiap melindungi dirinya. Dengan cepat membungkus tangannya diantara kedua kakinya dia melingkar, dan menarik tubuhnya erat saat menabrak Honda Accord itu, jadi dia hampir tak terlalu terluka.

Jin Biao lebih mengenaskan – jatuh dalam keadaan yang berantakan, dia berbaring di tanah dengan wajah penuh darah. Hanya tarikan udara yang besar yang bisa membuktikan kalau ia masih belum mati. Darah di wajahnya tentu saja diproduksi oleh tinju Xu Yun, dan kaca jendela yang pecah tak punya pinggiran tajam jadi tak mungkin merobek atau mengiris orang.

Pengemudi Accord itu, marah seperti halilintar langsung melompat keluar dari mobil, dan saat ia mau meneriakkan “Kalau kau terlalu bodoh jangan naik mobil!” dengan keras dia benar-benar terdiam bodoh – yang terbaring di jalanna adalah gembong besar terkenal, Jin Biao. Pengemudi Accord itu langsung menutup mulutnya. Masalah ini bisa dibilang nasib sial. Menemui balas dendam diantara kejahatan terorganisir, dia langsung naik mobilnya dan kabur.

Xu Yun berdiri, dan melihat Jin Biao yang sekarat berbaring di tanah, dia benar-benar sangat marah, dan langsung menghentakkan kakinya ke tubuh Jin Biao. “Masih terus berlari dari ayah? Berdiri.”

Tubuh tambun Jin Biao sudah ditendang, dan dia berteriak seperti babi – hentakan keras seperti itu sama seperti pecutan.

Orang-orang yang melihat menjadi semakin besar dan besar, dan banyak mobil tak berani untuk terus melaju. Orang gendut malang yang sedang terbaring di tanah di depan mereka adalah pimpinna preman timur Jin Biao – ini membuat orang-orang tak mampu menahan merintih sendiri.

Bahkan banyak orang yang lebih penasaran dan melihat dengan terkejut ke Xu Yun. Dampak yang diberikan orang ini kepada mereka benar-benar terlalu besar.

Saat itu beberapa petugas polisi sudah bersiap pergi kembali ke kantor polisi, dan mobil polisi itu melihat keadaan ini. empat polisi langsung bergegas kesana.

“Apa yang terjadi!” suara teriakan marah dari polisi tua terdengan, setelahnya dia menurunkan kepalanya dan melihat Jin Biao di tanah dengan mata yang melebar dan mulutnya langsung kaku. Polisi muda lainnya malah lebih terkejut dan tak bisa berkata-kata.

Setelah Xu Yun melihat polisi hatinya merasa agak tak senang. Tau kalau akan ada masalah jika ia lari, tapi saat ini sudah terlalu terlambat – beberapa polisi sudah mengepungnya dan satu persatu berdatangan.

“Bawa dia pergi!” pria paruh baya itu menatap, dan petugas muda langsung mengeluarkan borgol dan langsung berjalan ke Xu Yun – tanpa kata lain dia membelit tangannya dibelakang punggung Xu Yun, dan dengan klik borgolnya sudah terpasang.

Xu Yun tak ingin membantah apapun. Masalah ini tak bisa dijelaskan dengan jelas dalam setengah jam dan lagipula masih ada Qin Wan’er. Dia tak terlalu khawatir tentang apa yang akan ia hadapi di kantor polisi

Setelah Xu Yun dibawa ke mobil polisi, petugas polisi muda itu dan dua orang lainnya mengangkat Jin Biao.

Bernafas, Jin Biao batuk dan memuntahkan beberapa darah segar. Dengan mata lebar dia melihat polisi disampingnya. Xu Yun tak hanya tak melihat rasa takut diwajah Jin Biao, tapi diwajahnya malah tampak ada sedikit senyum.

“Aku terluka, aku ingin pergi ke rumah sakit.” Jin Biao dengan dingin berkata, “Atau bagaimana kalau aku menelpon Inspektur Qi?”

Di distrik WenHui Jin Biao takut ditangkap, tapi di distrik Lereng Gunung miliknya ia tak takut sama sekali. Inspektur Qi dari kantor polisi distrik Lereng Gunung adalah anak dari sepupu tua istrinya, Weng Qing – menurut senioritas dia seharusnya memanggil dirinya (Jin Biao) paman.

Tak ada satupun yang tak tau hubungan ini di dalam kantor polisi distrik Lereng Gunung.

“Benar, kita harus segera pergi ke rumah sakit.” Petugas polisi paruh baya itu mengeluarkan senyum, “Saat ini aku akan menelpon Inspektur Qi untuk memberitahunya situasi ini.”

Petugas polisi itu mengatakannya selagi ia menelpon, dan saat teleponnya diangkat, Jin Biao tiba-tiba menjadi sukar dikendalikan dan mengambil ponselnya. “YiShan, aku pamanmu, aku sedang ada sedikit masalah…”

Xu Yun yang berada di dalam mobil polisi sekejab melihatkan kilau dinginnya – kalau bukan karena dia terlalu memikirkan posisi Qin Wan’er, dia pasti akan langsung menyerang polisi-polisi ini sejak tadi!

Tampaknya di distrik Lereng Gunung ini tak sesederhana yang ia kira. Awalnya Xu Yun sudah menangkap Jin Biao, tapi sekarang dia malah dibawa ke kantor polisi sementara Jin Biao yang seharusnya ditangkap, malah dibawa oleh polisi paruh baya itu ke rumah sakit untuk dirawat.

……

Trio Harimau kota selatan membawa Qin Wan’er, QiangZi, dan Xiao Fei. Mereka awalnya mulai mengejar dari restoran panacea, dan di jalan mereka bergegas dengan gila, tapi mereka bahkan tak melihat setengah bayangan mobil sama sekali. Bagaimana mungkin mereka berani berpikir kalau Jin Biao dan Xu Yun mengemudi dengan sangat kencang?

“Sialan, dia pasti lari ke distrik Lereng Gunung!” Lu Feng mengumpat, dan dengan marah memukul stir mobilnya.

Qin Wan’er memberikan perintah, “Kalau begitu kejar dia hingga ke distrik Lereng Gunung!”

Meskipun Lu Feng masih kurang percaya diri, karena bagaimanapun distrik Lereng Gunung bukanlah wilayahnya sendiri, tapi Qin Wan’er sudah berbicara dan dia tak berani untuk menolaknya. Dia hanya bisa bertindak sesuai perintah dan mengebut melewati jalan bebas hambatan. Shan hongin dan Kong Zhong mengikuti dibelakangnya – saat mereka melihat kemana mereka pergi hati mereka langsung tenggelam. Ini berarti mereka langsung pergi ke wilayah orang lain.

Mereka berdua menelan beberapa ludah – ikuti saja mereka, hari ini meskipun mereka harus ke kolan naga atau sarang harimau mereka masih ingin pergi. mereka tak bisa membiarkan Yun-ge bertarung sendiri.

Tiga mobil meningkatkan kecepatannya, dan sepanjang jalan mereka mengejarnya langkah demi langkah. Qin Wan’er mempercayai instingnya, dan percaya kalau Xu Yun pasti tak akan melepaskan Jin Biao. Karena Xu Yun tak menyerah, maka dia sebagai petugas polisi tentu tak boleh menyerah.

Insting tajam dari Qin Wan’er akhirnya membawa mereka bertiga ke tempat kejadian sebelumnya. Mobil Jin Biao juga masih belum di Derek pergi.

“Hey, aku petugas polis, aku ingin bertanya kemana orang yang didalam mobil ini pergi?” Qin Wan’er mengeluarkan dokumen dan membiarkan petugas polisi jalan raya melihatnya.

Petugas polisi jalan raya itu melihat kalau Qin Wan’er cantik, tentu saja dengan senang menjawab, “Halo, halo, kami tak melihat apa yang terjadi. situasi ini melibatkan dua orang, pemilik mobilnya dilarikan ke rumah sakit dan pemuda lainnya yang tampaknya sudah membuat masalah dibawa oleh orang-orang dari kantor.”

Alis indah Qin Wan’er agak mengerut. Pria muda yang dia sebutkan itu pasti Xu Yun, tapi bagaimana mungkin Xu Yun menjadi orang yang menyebabkan masalah?

“Petugas Qin.” Shan HongNing dengan agak khawatir berkata, “Kau pasti tau Inspektur distrik Lereng Gunung kan?”

Qin Wan’er mengangguk. “Qi YiShan bukan? Aku sudah melihatnya di meeting Biro sebelumnya.”

“ibu Qi YiShan dan Weng Qing adalah sepupu. Tampaknya dia memanggil Jin Biao dengan panggilan paman.” Shan HongNing melepaskan nafas panjang, dan tampak agak khawatir.

Saat itu adalah saat dimana Kong Zhong tak bisa tersenyum, dan wajahnya menjadi serius. “Kalau begitu, bukankah ini berarti Yun-ge…..”

“Tai, Yun-ge benar-benar berada dalam masalah.” Lu Feng berbalik dan menaruh pandangannya pada Qin Wan’er. “Petugas Qin, apa yang harus kita lakukan?”

Qin Wan’er membuat keputusan cepat. “Tentu saja distrik Lereng Gunung butuh seseorang!”

Sebenarnya Qin Wan’er tau jelas kalau Xu Yun tak akan menderita. Dia hanya benar-benar membiarkan orang-orang dari distrik Lereng Gunung menangkapnya – ini pasti karena dia mempertimbangkan posisi Qin Wan’er, dan tak ingin ia mendapat masalah. Kalau tidak, dengan sifat Xu Yun bagaimana mungkin mereka bisa menangkapnya?

Saat ini, mungkin seorang yang bisa bertindak hanyalah Qin Wan’er seorang. Qin Wan’er menghembuskan nafas dalam – meskipun hari ni dia akan berkonflik dengan Qi YiShan, dia pasti akan mengeluarkan Xu Yun.


[Chapter Sebelumnya] [Daftar Isi] [Chapter Selanjutnya]

One thought on “Wicked Soldier King Chapter 66

Leave a comment