Wicked Soldier King Chapter 47

Chapter 47: Tamu tak diundang

[Chapter Sebelumnya] [Daftar Isi] [Chapter Selanjutnya]


Setengah jam berlalu dengan sangat cepat, dan seluruh waktu digunakan oleh Xu Yun untuk bermeditasi, berfokus pada suara-suara dari luar.*

*Saya mendengar ada suara-suara… Uji nyali mode: on, wkwk

Akhirnya, dia mendengar beberapa perempuan menyambut dengan lembut menggunakan, “Halo bos Fan.”

yang kemudian diikuti dengan suara pria seperti teriakan bebek yang mengumpat dan mengutuk, “Bajingan keras kepala! Cepat atau lambat ayah akan pergi mengurus pelacur kecil di kantor polisi itu! Berani menangkap orang-orangku, apa yang dilakukannya benar-benar tak tau seberapa tinggi surga dan seberapa tebal bumi ini!”

Nada bicaranya tak rendah, dan ekspresi wajah Xu Yun berubah menjadi sedingin es. Tentu dia tau siapa “pelacur di kantor polisi” yang dimaksud oleh pria itu. Tampaknya kabar kalau Wei WeiMing ditangkap oleh Qin Wan’er dengan cepat sampai ke telinga Fan NanJie.

“Jie-ge apa mungkin WeiMing terlalu ceroboh? Bagaimana bisa dia menyinggung gadis bernama Qin itu?” suara tajam dan melengking dari seorang perempuan terdengar, seperti bilah pisau yang digunakan untuk menggores meja.

Fan NanJie berkata dengan dingin, “Aku sudah berkali-kali berkata padanya, untuk menghindari pelacur kecil bernama Qin. Tak mungkin dia tak mendengarkan kata-kataku. Tampaknya polwan yang sudah memotong habis Geng Empat Serigala itu sekarang sudah mulai mengamati Kru Kapak dan Parang milikku…”

Mendengar Fan NanJie berbicara seperti itu, perempuan yang sebelumnya berbicara dengannya tak bisa menahan menghembuskan nafas dingin. “Jie-ge, kalau begitu apa yang harus aku lakukan? Apa kita harus memikirkan cara untuk membuat biro kepolisian membengkokkan aturan?”

“Tak ada gunanya.” Fan NanJie menggertakkan giginya sedikit, “Karena Kepala pimpinan Biro Keamanan Publik bukan orang yang bisa dibujuk menggunakan taktik keras dan lembut. Ayah sudah mengirimkan begitu banyak hadiah yang semuanya ditolak. Ini tak sesimpel apa yang kita pikirkan.”

“Jie-ge, dibawah langit, tak ada satupun pimpinan yang tak akan menerima hadiah, seperti dibawah langit tak ada satupun kucing yang tak mau ikan. Tampaknya kau belum menemukan cara untuk membujuknya bukan?” perempuan itu tertawa dengan seram sekaligus cabul. “Gimana kalau aku mencobanya?”

Fan NanJie mengejek dan kemudian mengutuknya, “Enyah. Kau pelacur, selain membuka lebar pahamu kemampuan lain apa yang kau punya? Hmph, tampaknya sekarang, ayah harus menutup pusat pemandian untuk beberapa hari, jaga-jaga kalau polisi mau menggali sesuatu tentangku. Tempat ini adalah satu-satunya tempat dimana mereka bisa menemukan bukti untuk menangkap dan memenjarakanku.”

“Menghukummu? Hahaha, Jie-ge, tempatmu ini punya segala jenis perempuan yang menjual tubuhnya – sebuah kejahatan besar. Beberapa bahkan dibawah umur~” mendengar suara bergelombang dari perempuan itu, Xu Yun langsung merinding.

“Kalau begitu biar ayah cari tau seperti apa rasanya yang ‘dibawah umur’ ini!” Fan NanJie tertawa dengan bejat untuk beberapa saat, kemudian Xu Yun mendengar suara pintu dibanting tertutup.

Xu Yun melihat ke arah jam. Dia sudah memberikan perintah pada QiangZi dan Trio Harimau kota selatan 50 menit yang lalu. Mereka harusnya sudah menyiapkan semuanya. Memikirkan hal ini, Xu Yun mengusap telapak tangannya dan memutar lehernya. Hari ini, dia akan memberitahu Fan NanJie jenis orang seperti apa yang bisa dia ganggu, dan jenis orang seperti apa yang tidak bisa dia ganggu.

Xu Yun mendorong pintunya terbuka, dan secara kebetulan bertemu dengan seorang pelayan. Pelayan itu ragu untuk beberapa detik sebelum berkata, “Silahkan tuan, apa kau ingin sesua…”

Dia bahkan belum selesai berbicara, dan Xu Yun sudah menggunakan telapak tangannya untuk mendorong kepala pelayan itu ke dinding, menghantamkannya hingga pelayan itu tak sadarkan diri.

Gerakannya terlalu lincah. Beberapa gadis yang berjalan melewati lorong di lantai empat berhenti dan melihat kearah Xu Yun dengan menaikkan alis mereka.

Xu Yun dengan santai berkata, “Dimana kamar tempat Fan NanJie berada?”

Saat kata-kata itu terdengar, para gadis-gadis itu berteriak kembali ke kamar mereka masing-masing. Dari gudang di dekat elevator (lift) keluar dua orang; seorang pria bertubuh besar dan kekar, dan seorang pemuda yang tampak kasar. Tampaknya mereka berdua bukanlah orang baik-baik – di kedua wajah mereka tergantung senyuman dingin, dan mereka dengan niat jahat berjalan kearah Xu Yun.

“Kau meneriakkan nama Jie-ge?” pemuda yang tampak kasar itu tertawa dingin. Tiba-tiba dengan silau keperakan, wuuush, sebuah tongkat besi berada di tangan pemuda itu! Tanpa ada rasa ragu sama sekali dia dengan ganas mengayunkan tongkat besi di tangannya, dan menghantamkannya tanpa ampun ke arah kening Xu Yun!

Xu Yun hanya berbalik sedikit untuk menghindarinya, dan dengan satu gerakan dengan menggunakan tangannya, dia menangkap ujung tongkat, menarik dan merebutnya dengan bersamaan! Tiba-tiba dengan suara *buuuk*, Xu Yun menggunakan tongkat yang diambilnya dan seperti hujan lebat, menghantamkannya ke kepala pemuda yang tampak kasar itu. Darah dari dahinya perlahan menetes kebawah, dan pemuda yang tampak kasar itu tanpa suara terjatuh ke lantai dengan menggunakan wajahnya.

Pria lainnya yang besar dan kekar melihat situasi ini, bagaimana bisa dia membiarkannya begitu saja? Tiba-tiba dia mengayunkan tinjunya kedepan – tinjunya diikuti oleh angin kencang seperti derap 10,000 kuda yang sedang menyerang!

Xu Yun dengan santai melemparkan tongkat di tangannya, dan sedikit mengangkat tangannya untuk menghadang! Tinju pria yang besar dan kekar itu dihentikan oleh satu tangan dari Xu Yun yang dengan erat memegangnya – dia tak bisa maju atau mundur sama sekali! Pria besar itu merasa tersinggung; menaikkan kepalanya untuk melihat, dia hanya bisa melihat seorang dengan senyum yang tidak berbahaya sedang melihat ke arahnya.

Tak menunggu reaksi dari pria besar ini, tinju Xu Yun bersamaan dengan angin dingin seperti halilintar yang tak terelakkan menghantam tulang hidung pria bertubuh besar itu hingga retak. Seluruh wajahnya tampak bengkak, dan seluruh bibirnya menjadi susah dibedakan antara darah atau daging. Tak ada yang tau ia kehilangan berapa banyak gigi.

Pria bertubuh besar itu menutupi wajahnya dan kemudian berteriak sembari tergopoh ke belakang, dan Xu Yun tanpa perasaan menendang dadanya. Pria bertubuh besar itu seketika merasakan tekanan berat di dadanya, dan langsung melayang ke belakang sejauh lima meter – tanpa suara yang keras, dia terjatuh tak sadarkan diri.

Bersembunyi di balik pintu dan melihat melalui celah, gadis-gadis yang ada di lantai empat berteriak satu persatu dan dengan suara bruk, mereka menutup pintunya. Mereka yang sudah melihat Xu Yun sebelumnya malah lebih ketakutan dan gugup. Dalam hati, mereka merasa beruntung karena mereka bukan nomor 18; siapa yang tau apa dia sudah dibunuh dengan kejam atau belum?

Xu Yun berjalan ke kamar gudang yang penuh dengan perempuan. Dia mengetuk pintu dan bertanya, “Ruang berapa kamar Fan NanJie?”

Di dalam terdengar suara gadis-gadis yang ketakutan dan gemetar, “408….”

……

“Ada ribut-ribut apa diluar?” di kasur gadis yang menggoda tiba-tiba berhenti, berputar dan mengerutkan dahi pada pintu kamar – di luar jelas ada orang yang berkelahi.

Fan NanJie yang berada dibawah gadis itu tampak tak senang dan berkata, “Hmph, bahkan meskipun ada seseorang yang berani mencari ku untuk cari masalah, Wu Fa dan Wu Tian pasti akan membunuh mereka di pintu masuk. Hahaha, kau bisa santai dan bekerja dengan serius, ayah pasti akan memuaskanmu dan kau juga harus memuaskanmu.”

Suara-suara itu akhirnya berhenti – Fan NanJie di dalam pikirannya berpikir kalau Wu Fa dan Wu Tian pasti sudah membereskannya. Mereka berdua mengikuti Fan NanJie dengan usaha yang tak kecil. Sejak kecil, Wu Fa lebih besar dan kuat daripada yang lain dan berkulit tebal serta tahan banting. Meskipun Wu Tian tak sekekar saudara tuanya, dia adalah pria yang kejam dan tak kenal ampun, dia juga tak ragu untuk menyerang seseorang.

Ini adalah alasan kenapa Fan NanJie menempatkan mereka berdua di sisinya: dengan mereka menjaga di pintu, dia bisa merasa santai.

Bang-!

Perempuan yang berada di atas Fan NanJie bahkan belum melakukan apa-apa, dan pintu kamarnya sudah ditendang terbuka.

Sesosok yang tak tinggi ataupun bertubuh kekar berdiri di depan pintu kamar. Menggunakan pakaian pusat pemandian untuk pelanggan setelah mandi, dia berjalan masuk ke kamar menggunakan sandal sekali pakai.

“Kau adalah Fan NanJie.” Xu Yun hanya melirik perempuan tanpa sehelai pakaian sekilas, dan kemudian menempatkan pandangannya pada pria yang tampak kejam di kasur. Wajahnya tampak sangat ganas, dengan bahu seperti layang-layang dan mata seperti jakal (serigala emas). Di lehernya ada sepotong giok sebesar telapak tangan bergambar GuanYin*, tampak perak dan cerah – mungkin itu cukup berharga tinggi.

*cek google kalo pingin tau haha

“Kau mencariku?” kelopak mata Fan NanJie berkedut – tampaknya, dia tak menyangka kalau setelah suara pertarungan tadi, yang tumbang adalah Wu Fa dan Wu Tian. Di hadapannya, ada pria muda yang tampak sangat asing, tak sedikitpun dikenalnya.

Tanpa sungkan, Xu Yun berjalan masuk ke kamar, menarik kursi dan duduk di samping kasur Fan NanJie.

Fan NanJie dan pasukannya memang pantas mendapatkan dukungan dari bos tiga wilayah lain. Bahkan saat dia tau kalau tamu tak diundang di depannya ini telah menjatuhkan dua jendral ganas miliknya di luar, warna di wajahnya tak berubah dan dia juga tak tampak terkejut.

Perempuan yang berada di kasur itu tak tahan dilihat saat dia sedang menaiki seorang pria. Berteriak, dia membungkus tubuhnya dengan selimut dan ingin berlari keluar, tapi bagaimana mungkin Fan NanJie membolehkan dirinya telanjang di hadapan seorang pria? Dengan satu tarikan selimut yang menutupi tubuh perempuan itu langsung ditarik untuk menutupi tubuhnya sendiri.

Akhirnya perempuan itu telanjang bulat berlari keluar dari ruangan – dia seolah gila, berteriak dan berlari ke kamar yang dipenuhi oleh gadis-gadis.

Mereka berdua memandang satu sama lain. Meskipun Fan NanJie belum berumur 30, di kota HeDong, dia sudah menjalani kehidupan preman selama lebih dari 10 tahun, dan bisa dibilang sudah melihat badai yang besar dan cukup kuat. Tapi setelah beberapa detik, Fan NanJie tak bisa menahannya lagi; di dahinya tampak ada keringat yang mulai keluar.

Pemuda di depannya ini bukanlah orang biasa – tatapan yang menusuk dan gayanya yang sengit dan tampak mengesankan bukanlah sesuatu yang pernah dilihat oleh Fan NanJie selama 10 tahun dia berada di dunia kriminal. Fan NanJie tak bisa menahan untuk berbicara, “Siapa kau?”

“Xu Yun.”

“Bro, menurutku tak ada masalah apapun diantara kita kan? Kapan aku pernah menyinggungmu?” meskipun wajah Fan NanJie tak berubah warna, tapi didalam hati dia harus mengakui kalau dia tak mau menyinggung orang di depannya.

Xu Yun menaruh kakinya di kasur Fan NanJie. “Wei WeiMing itu siapamu?”

“Dia adalah… sepupuku.” Pandangan Fan NanJie fokus, dan dengan tampang terkejut dia melihat ke Xu Yun – dia tak bisa memahami bagaimana Wei WeiMing bisa menganggu orang berbahaya seperti ini!

“Kalo gitu gak ada yang salah.” Xu Yun menggerakkan tangannya, “Sepupu kecilmu menghajar tujuh pekerja kontraktor. Tiap orang kehilangan pendapatan sebesar 30,000. Jangan banyak bacot, cepat bayar untuk mereka.”

Fan NanJie di dalam dirinya langsung meledak, kenapa dia tak pernah mendengar Wei WeiMing menyebutkan pria ini di depannya? Tapi singa kecil di depannya sudah membuka mulutnya lebar dan tampak memandang rendah dirinya. “Bro, kalo orang-orangku melakukan kesalahan, maka aku akan meminta maaf padamu, tapi jumlah uang ini, bukankah terlalu banyak?”

Xu Yun tertawa dingin,, “Sekarang jumlahnya 50,000 per orang.”

“Aku sudah memberimu muka. Apa kau memperlakukanku, Fan NanJie, seolah kau sudah membuatku takut?” meskipun dalam hati Fan NanJie kesal, dia dengan keras kepala menelannya ke dalam perut. Dia tak tau kenapa, tapi dia benar-benar tak berani melawan pria di depannya.

Xu Yun tak peduli soal Fan NanJie, dia tersenyum dan menelpon seseorang. “Sudah selesai makan?”

Qin Wan’er dan yang lain baru saja diantarkan kembali ke restoran panacea oleh orang-orang Shan HongNing, saat dia menerima telpon dari Xu Yun. Dia tak bisa menahan untuk bertanya, “Kemana kau pergi?”

“Aku ada di Pusat Pemandian Hutan Hujan Tropis, menjaga kesehatanku.” Xu Yun tampak menarik bibirnya hingga tersenyum, “Perkiraan awalku, ada lebih dari 100 gadis disini. Apa kau mau datang dan memeriksanya?”

Qin Wan’er langsung paham apa maksud Xu Yun. “Tunggu aku!”

Xu Yun menutup teleponnya, dan dengan senyuman cerah dia melihat ke Fan NanJie. “Apa kau tau siapa yang aku telepon?”

Fan NanJie menggertakkan giginya, tapi dia terus menekankan pada dirinya lagi dan lagi – kalau semua tamu dan gadis-gadis bisa pergi dengan mulus, meskipun polisi datang maka semuanya akan sia-sia.

“Karena kau mau pertempuran, maka jangan salahkan aku…” Fan NanJie melempar selimutnya. Menjulurkan tangannya, dia mengambil asbak di samping kasur dan melemparkannya ke Xu Yun!

Xu Yun berdiri dan bahkan sebelum dia berdiri, dia sudah mengulurkan tangan dan menahan asbak yang melayang. Tersenyum terhibur, dia melihat Fan NanJie yang melarikan diri dengan telanjang bulat. Setelahnya, Xu Yun dengan santai dan tak terburu-buru mengambil dompet dari celana Fan NanJie – ada uang yang jumlahnya tak sedikit, dan dia menemukan sepasang kunci untuk BMW.

Setelah Fan NanJie berlari keluar dia berteriak, “Semuanya cepat pergi! polisi akan segera datang!”

Setelah berteriak, Fan NanJie adalah yang pertama bergegas kearah tangga dibalik pintu rahasia. Dia tak berani naik lift, kalau-kalau ada seseorang yang mematikan listrik. Terkurung di dalamnya akan sama seperti terkurung dalam kendi. Dengan teriakan dari Fan NanJie, seluruh pusat pemandian langsung kacau balau. Suara langkah kaki tergopoh-gopoh terdengar di seluruh lantai – lantai keempat mempengaruhi lantai ketiga, dan lantai ketiga mempengaruhi lantai kedua. Langkah demi langkah, mereka yang bergegas kebawah mengagetkan kasur-kasur yang penuh dengan pasangan bebek/itik.*

*halah ini mah sudah tau semua maksudnya.

Xu Yun berkata pada dirinya sendiri: “Aku mengatakan sekitar 100 gadis, apakah itu terlalu sedikit?”


[Chapter Sebelumnya] [Daftar Isi] [Chapter Selanjutnya]

One thought on “Wicked Soldier King Chapter 47

Leave a comment