Wicked Soldier King Chapter 1

Chapter 1: Bos Wanita Terbaik

[Daftar Isi] [Chapter Selanjutnya]


Kota HeDong adalah kota milenium. Bertahun tahun usaha pemerintah untuk mempertahankan warisan budaya menjadikan kota HeDong menjadi lingkungan yang indah dan tenang, sangat cocok untuk dijadikan tempat penyembuhan/pemulihan dan beristirahat

Xu Yun di sore hari, seperti di masa lalu, pergi keluar untuk jalan-jalan. Dia memakai kaos tak berlengan dengan gambar wanita cantik dan celana pantai berwarna cerah; selebihnya, dia memakai sendal jepit. Seluruh pakaiannya hanya berharga sekitar 30 Yuan*. Saat dia sedang berjalan, dia bersenandung.

* Yuan adalah mata uang di negara China/Tiongkok. 1 dollar US = kurang lebih 4-6Yuan

“Seorang wanita anggun, pertama-tama mari kita nikmati lekuk tubuh cewek ini.”

“Yo.. pinggang ramping, oooo weee…” Xu Yun terus menyenandungkan lagunya. Tiba-tiba tepat didepannya, ada pinggang melambai kesana kemari. Jalan setapak yang dilaluinya menyebabkan bagian belakang tubuh dari perempuan tersebut tampak memikat. Setelah kepahitan yang diderita ketika bekerja selama tiga tahun dengan bos yang kejam, pemandangan ini, perbedaannya besar.

Tsk tsk tsk. Sejak datang ke tempat kumuh untuk jalan-jalan selama 10 hari lebih, akhirnya ada cewek mantep.

Setelah mengikuti selama kurang lebih 10 meter, Xu Yun lama kelamaan kehilangan minat, karena dia melihat cewek itu berdiri di depan bar, bukan untuk pergi tapi untuk menyalakan rokok..

Xu Yun ga perlu tanya dan dapat menebak jawaban dari apa pekerjaan yang dilakukan oleh cewek itu. Ealah, buang-buang waktu.

Pas waktu Xu Yun siap-siap untuk mencari target berikutnya, tiba-tiba dari satu sisi telinganya dia mendengar suara yang menawan.

“Buat apa kau kesini lagi?”

Suara halus cewek mengeluh, seperti mutiara giok jatuh ke piring. Suaranya sangat merdu dan menyenangkan, penuh dengan pesona yang tak hilang-hilang

Xu Yun menolehkan kepalanya dan menatap ke arah suara, tak melihat siapapun, dia acuh tak acuh. Kemudian dia menurunkan pandangannya dan Xu Yun terdiam membisu.

Pinggang ramping, pantat kecil tapi ketat, dan rambut ekor kuda tinggi yang diikat sembarangan terlihat di pandanganya.

Dengan kulit nya yang bersih, putih dan bibir merah yang menggoda, 5 fitur dari wajahnya* yang halus dibanjiri dengan perasaan khawatir. Nafasnya lesu, tetapi matanya tetap memancarkan keindahan. Tidak peduli dari sudut mana dia dinilai selama tidak dilihat dari jarak yang terlau jauh, dia pasti layak dinilai sebagai wanita dengan kualitas terbaik.

* dua mata, satu hidung, dua buah bibir. Kayanya sih.

Hanya saja saat ini perempuan yang berkualitas tinggi tersebut tampak bermasalah. Di sebelah kanan nya berdiri orang berumur 25-26 tahun, dengan kepala seperti ember dan mata seperti tikus. Selain itu, beberapa laki-laki berbadan besar, tinggi dan bertato berdiri di kanan dan kirinya seolah-olah ingin mengepung perempuan tersebut.

Xu Yun tidak suka untuk ikut campur, dan tanpa terkecuali dia tidak akan ikut campur meskipun ada perempuan yang berkualitas tinggi. Seketika dia mengambil langkah maju dan berjalan melewatinya.

“Adik ipar, Adik ipar, tolong aku! Saat ini cuman kau yang bisa menolongku…” dengan alis rendah dan mata tikusnya, seluruh ekspresinya tampak meratap. Mengemis dan memohon dia hampir berlutut di hadapan perempuan cantik tersebut.

“Aku bukan saudara iparmu, dan aku ga punya uang untuk diberikan buat berjudi. Cepat pergi atau aku akan menelpon polisi!” Wajah perempuan cantik tersebut sangat marah hingga berubah warna.

Saat dia mengatakannya, para kerumunan yang mengamati langsung riuh berdiskusi pelan-pelan.

Pria tersebut tampaknya sudah tau kalau dia akan menelpon polisi. Wajahnya menjadi sungguh-sungguh dan terus memohon: “Jangan adik ipar, kau tidak boleh melihatku mati dan tidak menyelamatkanku! Kali ini saja, ini yang terakhir, tolong aku, aku mohon…

Perempuan cantik tersebut sama sekali tidak tergerak hatinya. Dia melempar tangan pria itu dan memakinya: “Aku mohon kau jangan kembali lagi dan mengganggu ku. Terakhir kali aku membantumu untuk melunasi utang judimu, kita sudah tidak memiliki hubungan lagi! Kau sendiri yang bilang!”

“Ini yang terakhir, adik ipar, tolong aku sekali lagi!” wajah pria tersebut memerah karena marah – perempuan didepannya tidak memiliki niatan untuk membantunya. Ekspresinya tiba-tiba berubah dan dia lalu berdiri. Dia mengancam: “Oke kalo gitu. Kau melihatku putus asa tapi ga mau membantuku huh? Kalau seperti ini aku akan memberitahu kakak ku tentang bisnismu di kota HeDong!!”

“Kau, kau benar-benar tidak tau malu!” perempuan yang lembut dan pintar tersebut sangat marah hingga dia hampir pingsan. Dua kali dia datang untuk meminta uang untuk berjudi dengan menggunakan ancaman ini. Kali ini, dia menggunakannya lagi.

“Ai, hidup perempuan ini benar-benar penuh kesengsaraan ..” salah satu orang tua di kerumunan menghela nafas.

“Siapa yang bilang hidupnya tidak sengsara? Pria itu telah 3 kali melakukan hal yang sama. Bajingan itu bener-bener sesuatu. Ugh! Masalah ini bikin aku kesal, lihat saja apa aku bisa membunuhnya atau tidak!” seorang wanita marah dan berteriak keras.

“Bibi, kenapa kau tidak melakukannya? Lakukan dan berikan dia neraka!” kata salah satu orang botak yang mengamati di jalan.

Perempuan tersebut menjadi pucat dan melirik kanan-kiri. Dengan berbisik dia berkata: “Pura-pura aja kalau aku bodoh oke? Untuk memberi pelajaran bajingan tersebut, akibatnya adalah kita bakal berurusan dengan Underworld. Apa kau berani memprovokasi orang seperti ini?”

Komentar dari kerumunan sangat lah beragam. Xu Yun menyelinap ke tengah-tengah kerumunan yang padat dan sedikit demi sedikit mengetahui dari awal hingga akhir situasi yang sedang terjadi.

Perempuan cantik tersebut dipanggil Ruan QingShuan membuka sebuah restauran makanan panacea*. Biasanya dia akan bergantung pada restauran makanan panacea-nya untuk dapat tetap hidup. Dia memiliki saudara ipar (laki2), tepatnya orang bermata licik, dan hidungnya yang tampak bengkok bernama Lu Bao, yang suka melakukan judi tiap hari. ketika dia kalah dan kehabisan uang dia bakal lari ke Ruan QingShuang untuk meminta uang lebih banyak. Memohon secara terus menerus dan tak membuahkan hasil, selama dia mengancam untuk memberitahu kakaknya di desa keberadaannya, dia berhasil dari waktu ke waktu.

*panacea adalah obat serba guna, makanan yang dijual merupakan makanan yang dicampur dengan obat-obatan tradisional seperti misalnya jahe, ginseng, dst.

“Adik ipar, kenapa tidak kau pikir ulang lagi? Atau aku bakal menelpon kakakku, aku yakin dia dengan senang hati pergi kesini untukmu..” kata Lu Bao, pria kecil ini senang karena berhasil mengatakannya.

Ruang QingShuang menggigit bibirnya, wajah cantiknya sudah kehilangan warna (menjadi pucat). Matanya yang indah mulai mengeluarkan air mata.

Saat itu, dari kerumunan orang tiba-tiba seseorang berbicara: “seberapa banyak uang yang kau inginkan, aku akan memberikannya kepadamu, jangan minta kepadanya!”

Ketika suara tersebut sampai ke telinga orang-orang, kerumunan yang mengamati memberikan jalan untuk Xu Yun, takut kalau-kalau mereka dianggap orang yang mengatakannya.

Xu Yun ga peduli sama sekali – tersenyum ke Lu Bau, dia berjalan dan saat dia melakukannya, dia mengecek ekspresi dari orang-orang di kerumunan. Semuanya tercengang dan mereka menatap kosong ke arah Xu Yun.

Saat Ruan QingShuang mendengar seseorang akan membayar untuk menggantikannya, dia khawatir dan bingung, namun juga merasa sedikit tersentuh. Bukan karena uang dapat membuat Lu Bao menutup mulutnya, tetapi karena dia telah mengancam hingga 3 kali dan tidak ada satu orangpun dari kerumunan yang datang dan mengatakan apapun tentang kelakuan Lu Bao.

Lu Bao telah lama menjadi sinting untuk mencari uang agar dapat berjudi. Sekarang dia melihat seseorang mau memberikan uang untuk menggantikan Ruan QingShuang, dia langsung berbalik dan pergi kearah orang tersebut. “Kau, kau mau memberikan uang untuk menggantikan adik ipar?”

Xu Yun menjentikkan tangannya dan berkata: “Kau tidak salah mendengar. Katakan, berapa banyak yang kau inginkan?”

“Gak banyak, gak banyak! Dua puluh ribu cukup, dua puluh ribu!” Lu Bao tidak berfikir kalau jumlah itu banyak. Dengan pakaian Xu Yun, berapa banyak uang yang mungkin dimilikinya? saat ini yang ada di otaknya hanya uang.

“Cuman 20,000?” wajah Xu Yun membuat ekspresi seolah-olah jumlah segitu merupakan hal sepele.

Lu Bao melihat ekspresinya dan matanya bersinar, dengan cepat dia berkata: “Umm, salah, salah, 50,000, 50,000 cukup!”

“50,000? Tidak cukup banyak, aku tebak jumlah segitu masih kurang kan?… gimana kalau 100.000?” Xu Yun tertawa.

“Ah? Beneran?” Lu Bao terkejut sesaat, kemudian senyum manis tersebar di seluruh wajahnya. Dia berlari ke Xu Yun dan berkata: “Soal uangnya, bisa diobrolin kapan-kapan adik ipar, sekarang aku punya kau* heh…”

* ngomong ke Xu Yun

“Kau…” Ruan QingShuang sangat marah hingga gemetar dari kepala ke kaki tetapi dia tak mengucapkan apapun.

“Apa yang ingin kau katakan? Dia tidak butuh uangmu lagi.*” Xu Yun senyum tjakep.

*ngomong ke Ruan QingShuang

Ketika Lu Bao mendengarnya, seketika dia merasa dengan kalimat yang baru diucapkan Xu Yun, jumlahnya masih terlalu kecil. Wajahnya penuh senyum dan dia menghampiri ke Xu Yun, mengganti nada bicaranya dan berkata: “Bro kau benar-benar sangat murah hati, hehe, mulai saat ini kau adalah saudara sedarahku…*”

*Budaya di China kalau sudah berteman dekat akan menganggap temannya sebagai saudara sedarah/seperti saudara kandung.

“Oke, ga masalah!”

“Jangan memberi dia uang!” Ruan QingShuang berteriak sekuat tenaga ke arah Xu Yun.Xu Yun tersenyum dan ke arah Ruan QingShuang dia memberikan tatapan yang menenangkan. Kemudian dia tersenyum dengan tjakepnya dan menggosok-gosokkan kedua tangannya: “Oke!”

“Huh?” Lu Bao merasa tidak yakin – dia tidak melihat tanda-tanda kalau Xu Yun punya uang. Lalu dimana uangnya?

Mengambil kesempatan saat Lu Bao sedang bingung, Xu Yun mengangkat tangannya dan akhirnya telapak tangannya dengan tenaga menampar muka Lu Bao.

Pah!!!

Sebuah suara, keras dan jelas tiba-tiba terngiang.

Lu Bao tidak bereaksi sama sekali, dan hanya merasakan kekuatan yang sangat luar biasa melumat wajahnya. Badannya gemetar tak terkendali karena kekuatan tersebut. satu ayunan* membuat dia berputar ke samping.

*ayunan tamparan maut~

Melihat kejadian ini, orang-orang di kerumunan memegang pipinya memikirkan rasa sakit yang diakibatkan oleh tamparan tersebut.

Kejam! Bener-bener kejam! Kejam e ra umum!

Orang-orang yang lain terpana oleh ayunan yang menggemparkan dunia yang dilakukan Xu Yun, bahkan semua orang bertato, bertubuh besar dan berotot dibuat bengong. Satu tamparan membuat orang berbobot 110lbs terbang. Berapa banyak kekuatan yang diperlukan?

Selain Xu Yun, satu-satunya orang yang masih sadar adalah Ruan QingShuang. Bukan karena dia memang benar-benar tenang, tetapi dia baru saja pulih dari kemarahannya terhadap sikap Lu Bao yang kurang ajar. Melihat kejadian tepat didepan matanya saat Lu Bao terpental melayang, dia berpikir kalau dirinya mendapatkan mimpi indah. Dia tidak berpikir kejadian ini benar-benar terjadi.

“Mukamu benar benar tebal bukan main… kau menerima pukulan ayahmu* dan sekarang tanganku berasa seperti tersengat.” Xu Yun mengatakan pikiran sesaatnya, dan seperti harimau ganas turun dari gunung untuk bermain, dengan satu lompatan seperti terkaman, dia sampai di depan Lu Bao. Dia mengulurkan tangan dan memegang tangan Lu Bao. Segera ia memakai kekuatannya dan melemparnya ke udara.

*Sesuai kebudayaan China, penggunaan kata Ayah/Bapak saat menyebutkan diri merupakan bentuk arogansi atau kepercayaan diri bahwa dirinya lebih tinggi daripada orang lain yang diajak berinteraksi/berkomunikasi.

Dengan bunyi gedebuk, Lu Bao yang tegang di udara langsung jatuh ke tanah. Dia bingung, dan asam perutnya melilit dan mengeluarkan isinya secara bersamaan.

“50,000 tamparan masih kurang banyak eh?”

“Tidak… Tidak terima kasih, aku tidak menginginkannya…” Lu Bao sudah kembali mendapatkan kesadarannya setelah satu tamparan. Dia buru-buru melambaikan kedua tangannya dan berteriak.

“Jangan gitu, ini gak bener. Sebelumnya kakakmu telah berjanji jadi sekarang aku akan memberikannya padamu. Tetapi kau tidak menginginkannya, berarti kau benar-benar gak mau memberikan rasa hormat kepada kakakmu!” kata Xu Yun

“Hah? Gak,gak,gak…” Lu Bao takut setengah mati. Dengan susah payah dia berusaha berdiri.

Xu Yun tidak punya mood untuk berkata-kata lagi. Dia mencengkeram kerah Lu Bao, mengangkatnya seolah-olah dia hanya anak ayam dan mengangkat kaki kanannya.

Dengan bunyi “gedebuk”, Lu Bao mengeluarkan jeritan seperti suara artileri. Seketika para orang-orang yang berkerumun ingin melarikan diri dari tempat tersebut.

*Baak…! Buuk..!*.. dengan suara yang keras, Lu Bao jatuh, wajahnya dipenuhi dengan luka. Tubuhnya terbaring tak bergerak di tempat itu, tidak jelas apakah dia masih hidup atau sudah mati.

“Dihajar sedikit aja udah kek gini. Bosenin!” Xu Yun menggelengkan kepalanya dan berkata dengan ekspresi kecewa.

Para kerumunan yang mengamati mendengar kalimat ini merasa merinding.

Ruan QingShuang melihat Lu Bao dilempar ke air dengan tendangan – dia takut sekaligus senang sampai-sampai, dia bahkan merasa ada harapan untuk kebebasannya,

Memikirkan kembali saat-saat dimana ayahnya menyetujui pernikahan yang tidak masuk akal – tidak hanya anggota keluarganya tidak membantunya, mereka bahkan terus mengawasi dia untuk mencegahnya melarikan diri. Mengingat kembali saat itu, saat dimana dia harus terus menerus berpindah untuk lari dari pernikahan, dan bagaiamana keluarganya berkata bahwa mereka ingin memutuskan hubungan dengannya melalui telepon. Memikirkan bagaiamana seringnya Lu Bao mengancamnya dari waktu ke waktu, dan bagaiamana orang-orang disekitarnya melihat dengan ketidakpedulian tanpa ada satu pun yang datang dan menolongnya… saat itu dia tidak dapat lagi mengontrol perasaannya, dan air mata diam-diam bercururan dari matanya.


[Daftar Isi] [Chapter Selanjutnya]

One thought on “Wicked Soldier King Chapter 1

Leave a comment