Wicked Soldier King Chapter 14

Chapter 14: Jangan Pegang Dada Bibi

[Chapter Sebelumnya] [Daftar Isi] [Chapter Selanjutnya]


Diluar sangat gelap. Qin Wan’er benar-benar tidak berani keluar dan mencari dengan acak. Dia juga tidak familiar dengan pabrik ini. Siapa yang tau kejadian aneh apa yang bisa terjadi di tengah malam?

“Aku? Kenapa aku merasa terhormat?” Xu Yun menatap kosong, meragukan apa dia tidak salah dengar.

“Pergilah, maksudku bukan hal kotor yang seperti yang kau pikirkan! Diluar terlalu gelap, kalau sendirian aku takut tersesat!” Qin Wan’er menjelaskan sembari wajahnya memerah. Dia benar-benar merah karena dia takut Xu Yun akan mengejeknya dirinya sebagai penakut.

Xu Yun tak memberi komentar tentang ketakutannya. “rasa segan bukan pengganti rasa hormat yang didapat dari kepatuhan*.”

*gak paham, mungkin idiom/pepatah dari china.

Kedua orang itu pergi kedepan dan belakang bangunan pabrik ini. Mereka bergerak bersama di bangunan pabrik dan mencari ke sudut-sudut. Di tempat seperti ini, kamar mandi pasti berada di pojok bangunan. Dengan cepat, mereka menemukan tempatnya.

Meskipun dia takut pergi sendirian, bagaimanapun juga Xu Yun adalah, seorang pria – dia tetap menahan ide untuk membawanya masuk bersama.

Tapi saat Qin Wan’er menemukan apa yang diinginkan, suara brooom dari mesin mobil terdengar!

Perasaan Xu Yun ga enak. Qin Wan’er masih berada di kamar mandi, berteriak, “Jangan biarkan mereka kabur!”

Seketika, Xu Yun langsung berlari untuk mengejar, tapi saat dia sampai di halaman pabrik, yang tinggal hanyalah sepeda motor polisi. Meskipun sekarang Xu Yun bisa mengejar mereka, dia berpikir meninggalkan gadis cantik seperti Qin Wan’er di tempat yang terpencil benar-benar tidak pantas.

Qin Wan’er juga dengan cepat ikut mengejar. Meskipun dalam hati dia merasa sangat marah karena semua tidak berjalan sesuai rencana, tapi di pedesaan yang terpencil, perasaan takut lebih kuat dan menekan impuls marah miliknya.

“Dimana mereka?!” saat Qin Wan’er sampai di tempat Xu Yun berada, bahkan cahaya lampu mobil sudah tidak terlihat.

“Mereka sudah kabur.” Xu Yun mengangkat pundaknya merasa tak berdaya.

Qin Wan’er memutar matanya. “Lalu kenapa kau tidak mengejar mereka!”

“Ayolah, mereka pakai mobil. Aku punya dua kaki, bagaimana bisa aku mengejar mereka?” Xu Yun diam. “Kau adalah petugas polisi, kau kejar mereka!”

“Kalo begitu kejar mereka!” Qin Wan’er melihat sepeda patroli yang diberikan oleh markas kepadanya tidak diambil. Langsung menaiki sepeda, setelah menyalakan mesin, dia langsung mengebut!

Xu Yun, melihat situasi, langsung melompat ke kursi belakang, dan memeluk Qin Wan’er. Dia tak ingin ditinggal di pedesaan terpencil saat tengah malam – kalau dia harus berlari untuk kembali, malam ini dia tidak akan bisa tidur!

“Xu Yun!!” Qin Wan’er tiba-tiba berteriak.

“Aku siap!”

“Gak ada yang peduli kau duduk atau tidak! Dimana tanganmu memegang! Jangan pegang dadaku!” Qin Wan’er meminta seraya memutar tubuhnya.

“Oh… pantesan rasanya empuk.” Xu Yun langsung menaruh tangannya kebawah.

Qin Wan’er terus berteriak. “Kau masih memegang dada bibimu! Lepaskan aku! Jangan pegangan padaku!”

“….” Xu Yun diam, yang harusnya disalahkan adalah buah dadamu yang terlalu besar, dia menurunkan tangannya begitu banyak tapi masih bisa menyentuhnya. “terus aku pegangan di mana?”

“Pegang dirimu sendiri!” Qin Wan’er benar-benar ingin mengambil sekotak tahu dan menghajar pria dibelakangnya hingga mati!

Xu Yun hanya bisa patuh dan melepaskan kedua tangannya, dan dia mengeratkan kakinya pada tempat duduk dibawah pantatnya.

Mendengar suara bruummm, sepeda motor itu melampaui batas kecepatan dalam 10 detik dan langsung tancap gas! Untungnya Xu Yun bukan orang biasa, kalau tidak dia bakal jatuh berabad-abad lalu!

Saat di jalan, Qin Wan’er seperti kilat, dengan kecepatan penuh mengejar selama 20 menit dan mereka bahkan tidak melihat setengah bayangan dari mobil! Pemandangan ini berlanjut hingga mereka sampai ke kota, yang langsung menghilangkan jejak untuk mengejar.

“Apa kau mengingat nomor plat mereka?” Qin Wan’er menghentikan sepedanya dan turun, terengah-engah karena marah dia mengerutkan dahinya dan bertanya. Xu Yun menggelengkan kepalanya.

“Apa kau bisa melakukan sesuatu?” Qin Wan’er mengerang ‘ai’.

“Bagaimana denganmu? Kau petugas kepolisian dan kau sendiri terikat disana. Masih punya nyali untuk mengatakan sesuatu padaku?” Xu Yun menghela nafas tanpa henti.

Qin Wan’er dengan tegas melotot ke Xu Yun, “Aku berutang padamu, oke kalo gitu!”

“Kau benar-benar mengerti etika.” Xu Yun mengelus dagunya, dan mengangguk.

“Turun!”

“Orang yang baik menyelesaikan tugasnya. Antar aku kerumah oke?”

“Apa kau pikir aku tukang ojek? Ini adalah kendaraan polisi! Kendaraan ini tidak membawa penumpang!”

“Jangan terlalu tegang, cuman kali ini saja.”

“Turun!”

“Para polisi melayani masyarakat, ini adalah hukum surga dan prinsip di dunia!”

“……”

Dengan desakan Xu Yun, Qin Wan’er akhirnya mengantar Xu Yun pulang melawan apa yang dikehendakinya. Kalau tidak, pria ini tak akan mau turun dari sepeda motornya!

Setelah sampai di rumah, Xu Yun langsung mandi dengan air dingin, kemudian melakukan kegiatan sehari-harinya*, setelah menyelesaikan teknik bernafas dan penekan iblis yang diajarkan oleh guru(shifu)nya.

*kaya misalnya cuci baju dst dst.

Setelah Xu Yun bersih-bersih, dia langsung berbaring di kasur. Dia yakin Geng Empat Serigala tidak akan dengan mudah melepaskan dirinya. Dia khawatir di masa mendatang akan ada lebih banyak ketidaknyamanan mengamati dan menunggu untuknya.

Kalau dia benar-benar menyinggung burung hantu besar* dia tak akan takut, tapi menyinggung preman seperti ini sangatlah merepotkan. Mereka akan menganggumu dengan seenak hati, dan Xu Yun terlalu malas untuk membunuh mereka

*burung hantu memiliki konotasi jahat di China.

……

Di dalam sebuah kamar di klub Seratus Kesenangan, di sofa kecil berbulu domba duduk seorang paruh baya berumur 50 tahun keatas, rambutnya hampir putih semua. Desain koin tembaga di kaos longgar tidak mampu menyembunyikan badannya yang agak gemetar. Dia memicingkan matanya yang berbentuk seperti segitiga, yang sekelebat terlihat gelap dan buas, dingin menyala, seolah-olah dia akan menyemprotkan bisa seperti ular putih beralis sewaktu-waktu.

“Waaaah!” marah, orang paruh baya itu melempar cangkir pasir ungu mahal di tangannya ke lantai! Dia meraung, “Bajingan ga guna! Bawa begitu banyak orang dan bahkan dia gak bisa mengatasi satu orang! Bahkan ga tau malu untuk pergi ke rumah sakit! Hmph!”

Beberapa orang di dekatnya mulai gemetar dalam ketakutan, takut mengatakan hal yang salah dan memicu kemarahannya.

Orang paruh baya yang duduk di sofa dipanggil Wang ShunXi. Di kota HeDong distrik WenHui, dia adalah seorang gangster besar, dan ketua dari Empat Serigala. Generasi muda dari preman Empat Serigala memanggilnya dengan sebutan Paman Xi.

Bisa dibilang ayahnya adalah generasi pertama yang memulai sindikat kriminal besar disini; diwariskan ke dia, dia menggunakan seluruh hidupnya untuk mengembangkannya dan mempromosikannya. Memimpin Er Hei, San Pao, dan Wei ke-4 mereka membentuk Geng Empat Serigala. Dia benar-benar, 100% berandal lokal yang kejam.

“Paman Xi, Er Hei-ge tidak bisa disalahkan dalam hal ini. Anak itu benar-benar…. terlalu kuat.”

Butuh beberapa waktu sebelum Wang ShunXi menenangkan diri – mungkin, anak buahnya benar-benar tidak bohong. Lagipula, Er Hei adalah tangan kanannya dan orang yang berpengalaman. Dia bisa berkelahi, sangat bengis, dan dia bisa dibilang loyal dan setia kepadanya. Sekarang mereka jatuh ke selokan – dia khawatir kalau mereka benar-benar menemukan musuh yang kuat dan layak.

Jika lawan mereka adalah sekelompok orang, mungkin Wang ShunXi tidak akan begitu marah, tapi lawan mereka hanya satu orang saja!

Satu orang, man! Di siang hari 30 lebih anak buah yang dibawa Wei ke-4 untuk menghancurkan tempatnya (restoran panacea) di hajar habis-habisan olehnya! Malamnya San Pao ke-3 dan 20 preman yang bisa berkelahi juga di jatuhkan olehnya (Xu Yun)! Sekarang bahan Er Hei orang nomer dua jatuh juga ditangannya!

Dari mana anak ini datang? Apa dia punya hubungan dengan Underworld?

Sampai sekarang, Wang ShunXi baru sekali melihat orang seberingas ini, tapi orang itu bukan seseorang yang bisa dia sentuh – dia adalah seorang elit Underworld! Orang itu dimatanya seperti hewan buas, bahkan dia mempunyai sebutan “Leopard”.

Kalau pria muda ini benar-benar tipe orang yang berhubungan dengan Underworld, dia tidak akan mungkin datang ke restoran panacea kecil untuk bekerja! Oleh karena itu, Wang ShunXi dengan cepat membantah pemikirannya karena merasa itu tidak benar. Karena dia bukan seorang dari Underworld, tidak ada yang perlu ditakuti!

Anak ini benar-benar punya kemampuan. Kalau dia bisa membuatnya bekerja untuk Geng Empat Serigala, saat itu Wang ShunXi akan bisa mengembangkan wilayahnya dengan kecepatan penuh.

“Bagaimana keadaan Er hei sekarang. Apa lecet terbakarnya parah?” Wang ShunXi mencoba untuk menenangkan diri.

Kepala anak buah kecil itu seperti anak ayam yang mematuk biji-bijian. “Mm, mm, mm, hot pot besar penuh dengan kaldu yang mendidih, aku takut seluruh kulit Er Hei benar-benar terbakar oleh air mendidih…”

Ketika Wang ShunXi mendengarnya, dia menyalahkan anak buahnya, “Aku sudah memberitahunya untuk mengurus sesuatu tapi bajingan sok kuat itu malah makan hot pot! Dia pantas merasakannya!”

Tapi Er Hei bagaimanapun juga, adalah tangan kanannya. Setelah mengeluarkan kemarahannya, Wang ShunXi tetap memutuskan untuk pergi melihat, “Kita pergi, antar aku ke rumah sakit.”

Di dalam rumah sakit, tangan, paha, punggung, dada hingga wajah Er Hei semua dibungkus dengan perban putih. Isi mendidih dari hot pot itu, tidak satu tetespun terbuang sia-sia, semuanya terciprat ke tubuhnya.

Er Hei meraung marah-marah pada suster yang memberi obat. Saat itu juga Wang ShunXi mendorong pintunya dan masuk, dia melambaikan tangannya ke suster kecil itu, “Pergilah keluar.”

Suster kecil itu dengan cepat pergi keluar, mengobati pasien seperti ini benar-benar suatu bentuk penyiksaan!

“Bos, kenapa kau datang….” Er Hei menatap kosong dan menahan sakit untuk duduk, “Maafkan aku bos, masalah ini… aku…”

“Lupakanlah.” Wang ShunXi melambaikan tangannya. Meskipun suara yang keluar bukan dari kerangka pikirannya, dia tidak menyalahkan anak buahnya. “kesialan terjadi, lembar ini sudah dibalik. Rawat lukamu dengan baik dan jangan terlalu dipikirkan.”

Hati Er Hei meledak penuh kehangatan. Setelah itu, dia langsung menggertakkan giginya dan berjanji, “Bos, kalau aku keluar dari rumah sakit, hal pertama yang akan ku lakukan adalah memotong cucu itu menjadi 10,000 bagian!”

Dia mengatakan hal ini hanya untuk mengeluarkan kemarahannya. Hari ini Er Hei dihajar sampai seperti ini, semata-mata karena perbedaan kekuatan. Wang ShunXi tau suatu konsep untuk menghancurkan batu dengan telur, orang itu akan menderita kepahitan…

Melihat senyum Wang ShunXi yang halus, dan sangat dalam, Er Hei merasakan tenang. Meskipun dia tidak mau mengakuinya, dia harus mengakui kalau dia bukan lawan yang pantas untuk Xu Yun. Jarak antara kekuatan mereka sangat besar. Sejak saat itu, sifat arogan dan percaya diri di hatinya mengalami trauma serius.

“Rawat lukamu dengan baik, oke.” Wang ShunXi melihat luka Er Hei hanyalah luka kulit, langsung merasa lega. Dia berdiri dan meninggalkan kamar rumah sakit sekaligus.

Baru saja Wang ShunXi mau meninggalkan kamar rumah sakit, Er Hei menggunakan kekuatan yang entah datang dari mana, dan memperlihatkan ketangguhan yang tak terduga, dia duduk. Meskipun seluruh tubuhnya merasakan sakit yang mengoyak hingga susah ditahan, dia tetap bersikeras untuk menegakkan tubuhnya, “Boss, kalau aku sudah keluar dari rumah sakit aku akan menggunakan senapan untuk mengurus nya!!”

“Er Hei, bos mu bukan orang biasa, sebelum melakukan sesuatu berpikirlah terlebih dahulu!” kata Wang ShunXi, “Senjata api bukanlah barang yang bisa kau bawa keluar dan kau gunakan seenaknya. China tetaplah China. Meskipun banyak anak muda dengan nyali besar, menggunakan senjata api untuk melakukan hal bisa membuatmu naik pangkat, berapa banyak dari mereka yang ditangkap dan dibawa ke penjara untuk menghabiskan hari mereka membusuk didalamnya?”

Er Hei menurunkan kepalanya tidak bisa mengatakan apapun ke Wang ShunXi.

“Aku, Wang ShunXi, sudah lama hidup damai di kota HeDong, ini semua karena satu peraturan! Kalau kau ingin menghukum seseorang, selain kekerasan ada banyak cara yang bisa digunakan.” Wang ShunXi tersenyum lebar, mukanya terlihat sangatlah bengis.

Wang ShunXi pergi dari rumah sakit dan masuk ke dalam mobil Audi miliknya, dia menyuruh supirnya untuk tancap gas pergi dari rumah sakit. Dia selalu percaya kalau rumah sakit atau tempat sejenis adalah pembawa sial, kalau yang terluka bukanlah orang nomer 2-nya, dia tidak mungkin datang kesini.


[Chapter Sebelumnya] [Daftar Isi] [Chapter Selanjutnya]

Leave a comment